Selasa, 24 Juni 2014

Panduan Seleksi LCC 4 Pilar Tahun 2014

PANDUAN SELEKSI TINGKAT PROVINSI CERDAS CERMAT EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA (PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, DAN BHINNEKA TUNGGAL IKA) TINGKAT SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS SE-INDONESIA TAHUN 2014

A. NAMA KEGIATAN
Cerdas Cermat Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika) Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas se-Indonesia yang mana kegiatan ini bukan hal baru merupakan kegiatan yang bergengsi menurut kalangan siswa/i SLTA yang dijadikan kegiatan rutin oleh Dinas Pendidikan Provinsi sehingga kegiatan ini merupakan metode yang tepat dalam Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara untuk kalangan SLTA.

B. TUJUAN
  1. Penyelenggaraan Seleksi Tingkat Provinsi dilakukan dengan tujuan untuk mencari satu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dari tiap Provinsi untuk kemudian menjadi wakil Provinsi pada pelaksanaan Putaran Final di Jakarta.
  2. Penyelenggaraan cerdas cermat dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
    1. Memasyarakatkan dan membudayakan pentingnya penyelenggaraan kehidupan berkonstitusi melalui pemahaman aturan dasar bernegara, khususnya di kalangan generasi muda.
    2. Membangun dan membina persahabatan antargenerasi muda yang dapat memperkukuh persatuan bangsa.
    3. Memahami pentingnya kebhinekaan dalam program budaya dan hidup berbangsa di kalangan siswa SLTA.
C. MATERI LOMBA
  1. Pancasila;
  2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
  3. Negara Kesatuan Republik Indonesia;
  4. Bhinneka Tunggal Ika;
  5. Ketetapan MPR RI;
  6. Undang-Undang yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya yang berkaitan dengan Lembaga Negara yang tugas dan kewenangannya diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, undang-undang bidang politik (Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD; Pemilu Presiden; Partai Politik; UU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD), undang-undang tentang Pemerintahan Daerah, undang-undang tentang warga negara, dan undang-undang yang mengatur tentang lembaga negara.
D. PELAKSANA
Pelaksana Seleksi Tingkat Provinsi ialah Dinas Pendidikan Provinsi bekerja sama dengan Sekretariat Jenderal MPR RI.

E. PESERTA
  1. Peserta Seleksi Tingkat Provinsi terdiri dari 18 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
  2. Sekolah-sekolah yang telah mengikuti putaran Final di Jakarta pada tahun 2013, tidak diperkenankan lagi untuk mengikuti penyisihan tingkat provinsi.
  3. Tiap sekolah terdiri dari sepuluh siswa yang tercatat sebagai siswa sekolah yang bersangkutan.
  4. Penentuan 18 Sekolah peserta seleksi sepenuhnya diserahkan kepada pihak Dinas Pendidikan Provinsi dengan mengedepankan unsur kualitas, sportifitas, dan keadilan. Bila Dinas Pendidikan Provinsi mengajukan lebih dari 18 Sekolah, maka biaya untuk penyelenggaraan lomba untuk sekolah yang tidak masuk kuota tidak ditanggung oleh Sekretariat Jenderal MPR RI.
  5. Tiap sekolah didampingi oleh dua orang guru pembimbing.
F. WAKTU DAN TEMPAT
  1. Waktu pelaksanaan seleksi di provinsi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebagaimana terdapat dalam lampiran panduan ini dan tidak dapat diubah waktunya mengingat jadwal tersebut sudah disesuaikan dengan kesiapan daerah dan waktu tayang.
  2. Seleksi diselenggarakan di gedung/aula milik Pemerintah Daerah yang berada di ibukota provinsi atau daerah kabupaten/kota apabila tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di ibukota provinsi.
  3. Rangkaian penyelenggaraan Seleksi Tingkat Provinsi terdiri dari briefing/pengarahan panitia, lomba hari pertama, dan lomba hari kedua.
  4. Peserta seleksi diinapkan di gedung/asrama milik Pemerintah Daerah/penginapan.
G. KETENTUAN PERLOMBAAN
  1. Peserta adalah sekolah lanjutan tingkat atas (bukan gabungan sekolah).
  2. Perlombaan akan dilakukan dengan menggunakan sistem gugur.
  3. Jumlah sekolah yang mengikuti lomba pada saat seleksi tingkat provinsi adalah 18 sekolah.
  4. Jumlah Perlombaan adalah sembilan lomba yang dibagi menjadi tiga babak yaitu:
    1. Babak Penyisihan: terdiri dari 18 sekolah yang akan dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B, masing-masing terdiri atas sembilan sekolah. Jumlah lomba dalam babak ini adalah enam perlombaan yang setiap perlombaan akan diikuti oleh tiga sekolah yang akan diundi pada saat pengarahan teknis.
    2. Babak Semifinal: terdiri dari enam sekolah yang merupakan peringkat/juara pertama dari enam perlombaan pada Babak Penyisihan. Jumlah lomba pada babak ini adalah dua perlombaan.
    3. Babak Final: terdiri dari tiga sekolah yang merupakan peringkat/juara pertama dari dua perlombaan pada Babak Semifinal ditambah dengan satu sekolah yang merupakan peringkat kedua terbaik pada dua perlombaan di Babak Semifinal. Juara pertama pada babak ini akan mewakili provinsi untuk berlomba di Jakarta. Jumlah lomba pada babak ini adalah satu perlombaan.
  5. Penentuan peringkat kedua terbaik adalah sebagai berikut:
    1. Sekolah yang memperoleh nilai tertinggi diantara peringkat kedua pada lomba babak semi final;
    2. Apabila terdapat lebih dari satu sekolah yang memperoleh nilai sama, maka akan dihitung melalui pembobotan nilai berdasarkan kelompok soal, nilai Babak menjelaskan diberikan bobot nilai 40%, nilai babak satu lawan satu diberikan bobot nilai 35% dan nilai babak benar salah diberikan bobot nilai 25%;
    3. Apabila setelah dilakukan pembobotan masih terdapat lebih dari satu sekolah yang memiliki nilai sama maka penentuan juara dua terbaik yang berhak mengikuti babak berikutnya akan dilakukan dengan cara undian;
    4. Contoh perhitungan pembobotan nilai berdasarkan kelompok soal sebagaimana dimaksud pada huruf b, adalah sebagai berikut: Peserta Sekolah A : Nilai Menjelaskan (40%) = 15; Nilai Satu Lawan Satu (35%) = 80; Nilai Pilihan Benar Salah (25%) = 50; Jumlah Nilai = 145; Jumlah Pembobotan = 6 + 28 + 12,5 = 46,5. Peserta Sekolah B : Nilai Menjelaskan (40%) = 25; Nilai Satu Lawan Satu (35%) = 80; Nilai Pilihan Benar Salah (25%) = 40; Jumlah Nilai = 145; Jumlah Pembobotan = 10 + 28 + 10 = 48. Jadi Sekolah B menjadi Peringkat I dan Sekolah A menjadi Peringkat II.
  1. Pakaian yang digunakan pada saat perlombaan adalah pakaian seragam sekolah masing-masing.
H. SEGMEN LOMBA
Masing-masing Regu terlebih dahulu diberikan nilai awal 50 sebelum memasuki babak demi babak.

Babak menjelaskan

  1. Masing-masing Regu akan diberikan 1 (satu) buah soal menjelaskan secara berurutan.
  2. Waktu untuk menjawab satu soal menjelaskan adalah 120 detik.
  3. Seluruh anggota Regu berhak menyampaikan jawaban atau menambahkan/menyempurnakan jawaban dalam batas waktu yang tersedia.
  4. Unsur yang dinilai adalah pemahaman terhadap materi, cara penyampaian, dan ketepatan penggunaan waktu.
  5. Nilai yang diberikan untuk tiap soal adalah antara 0 sampai dengan 25 (pemberian nilai merupakan kelipatan 5).
  6. Soal hanya dibacakan satu kali.
Babak Satu Lawan Satu
  1. Soal pada babak satu lawan satu akan sebanyak 10 (sepuluh) soal.
  2. Masing-masing Regu mengutus satu orang wakil secara bergantian.
  3. Wakil Regu yang sudah tampil (diutus) tidak diperkenankan untuk tampil kembali.
  4. Wakil Regu yang berhak menjawab adalah yang lebih dahulu menekan bel.
  5. Pembawa acara menentukan wakil Regu mana yang berhak memberikan jawaban.
  6. Jika terjadi kekeliruan pembawa acara dalam menentukan wakil Regu yang berhak menjawab maka penentuan wakil Regu yang berhak menjawab ditetapkan oleh dewan juri.
  7. Jawaban harus sudah disampaikan paling lambat lima detik setelah dipersilahkan oleh pembawa acara.
  8. Jika jawaban tidak disampaikan dalam batas waktu yang telah ditetapkan atau jawaban yang disampaikan dinilai salah maka Regu yang bersangkutan dikurangi 5 dan pertanyaan akan dibacakan kembali hanya untuk satu kali kesempatan untuk diperebutkan oleh wakil Regu lainnya.
  9. Penilaian akan langsung diberikan oleh dewan juri.
  10. Unsur yang dinilai adalah ketepatan dalam memberikan jawaban.
  11. Peserta dilarang memberitahukan jawaban kepada wakil Regunya yang sedang menjawab dengan cara apapun (berbisik, isyarat, dan lain-lain). Apabila ada peserta yang diketahui memberitahukan jawabannya, maka nilai Regu yang bersangkutan dikurangi 5.
  12. Nilai diberikan dengan ketentuan jawaban benar adalah 10 dan untuk jawaban salah atau tidak menjawab setelah menekan bel adalah (-5) terhadap jawaban yang diberikan pada saat diperebutkan oleh masing-masing wakil regu.
Babak Pilihan Benar Salah.
  1. Pada babak penyisihan, semua Regu akan diberikan 10 (sepuluh) buah soal yang sama dalam bentuk pernyataan BENAR atau SALAH; sedangkan pada babak final akan diberikan 15 (lima belas) soal.
  2. Setiap peserta memberikan jawaban benar atau salah dengan cara menekan tombol pilihan yang telah disediakan.
  3. Jawaban harus disampaikan selambat-lambatnya lima detik setelah soal selesai dibacakan.
  4. Jika dalam batas waktu yang disediakan peserta tidak memberikan jawaban, maka jawaban dianggap salah. Jawaban salah diberikan nilai 0.
  5. Peserta dilarang memberitahukan jawaban kepada anggota Regunya dengan cara apapun (berbisik, isyarat, dan lain-lain). Apabila ada peserta yang diketahui memberitahukan jawabannya, maka Regu yang bersangkutan tidak mendapat nilai pada soal tersebut.
  6. Nilai yang diberikan adalah 0 sampai dengan 10.

I. MEKANISME PROTES
Segala bentuk protes disampaikan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas perlombaan dan etika sopan santun.

J. JURI
  1. Dalam setiap perlombaan, MPR akan menentukan juri yang berasal dari anggota MPR atau Tim yang ditunjuk untuk memberikan penilaian dan sekaligus menentukan pemenang pada setiap perlombaan, dengan ketentuan sebagai berikut:
    1. Juri dalam setiap lomba adalah tiga orang;
    2. Untuk Babak Penyisihan, juri berasal dari tim yang ditunjuk;
    3. Untuk Babak Semifinal dan Final, juri berasal dari anggota MPR sekaligus sebagai ketua dewan juri, juri daerah, atau yang ditunjuk;
  1. Panduan Juri pada tiap segmen lomba adalah:
Babak Menjelaskan
- Masing-masing regu akan mendapatkan satu buah soal menjelaskan;
- Soal akan dibacakan oleh pembawa acara;
Dewan Juri memberikan nilai setelah dipersilahkan oleh Pembawa Acara;
- Nilai yang diberikan adalah antara 0 sampai dengan 25 dengan kelipatan 5;
- Apabila terdapat regu yang memperoleh nilai di bawah 25, dewan juri menyampaikan jawaban yang benar dan menunjukan kekurangan jawaban yang disampaikan;
- Dewan Juri mencatat nilai pada form penilaian Juri.

Babak Satu Lawan Satu
- Soal akan disampaikan sebanyak 10 (sepuluh) soal;
- Soal akan dibacakan oleh Pembawa Acara;
- Regu yang berhak menjawab ditentukan oleh Pembawa Acara;
- Jika terjadi kekeliruan pembawa acara dalam menentukan regu yang berhak menjawab maka penentuan regu yang berhak menjawab ditetapkan oleh Ketua Dewan Juri;
Dewan Juri memberikan nilai tiap soal setelah dipersilahkan oleh Pembawa Acara;
- Apabila jawaban yang disampaikan sesuai dengan jawaban pada soal, maka kalimat Dewan Juri adalah “JAWABAN TEPAT, NILAI 10” dan apabila jawaban yang disampaikan tidak sesuai dengan jawaban pada soal, maka kalimat Dewan Juri adalah “JAWABAN SALAH, NILAI (-5)”;
- Jawaban disampaikan paling lambat lima detik. Jika jawaban tidak disampaikan dalam batas waktu yang telah ditetapkan maka nilai dikurangi 5;- Jawaban tepat hanya terhadap jawaban yang disampaikan sesuai permintaan soal, dan apabila jawaban yang disampaikan sifatnya menyeluruh, padahal permintaan hanya sebagian, maka jawaban yang disampaikan dianggap salah dan nilai dikurangi 5;
- Apabila ada peserta yang diketahui memberitahukan jawaban kepada wakil Regunya yang sedang menjawab dengan cara apapun (berbisik, isyarat, dan lain-lain), maka nilai Regu yang bersangkutan dikurangi 5.
- Nilai diberikan dengan ketentuan jawaban benar adalah 10 dan untuk jawaban salah atau tidak menjawab setelah menekan bel adalah (-5) terhadap jawaban yang diberikan pada saat diperebutkan oleh masing-masing wakil regu.

BabakPilihan Benar Salah.
- Pada babak penyisihan, semua Regu akan diberikan 10 (sepuluh) buah soal yang sama dalam bentuk pernyataan BENAR atau SALAH; sedangkan pada babak semifinal dan final akan diberikan 15 (lima belas) soal.
- Soal akan dibacakan oleh Pembawa Acara;
Dewan Juri memberikan nilai tiap soal setelah dipersilahkan oleh Pembawa Acara ;
- Penilaian diberikan sesuai jumlah jawaban tepat dari masing-masing regu. Contoh kalimat juri “REGU A YANG MENJAWAB DENGAN TEPAT SEBANYAK 7 ORANG, REGU B YANG MENJAWAB DENGAN TEPAT SEBANYAK 3 ORANG, REGU A YANG MENJAWAB DENGAN TEPAT SEBANYAK 10 ORANG
- Apabila ada peserta yang diketahui memberitahukan jawaban kepada anggota Regunya dengan cara apapun (berbisik, isyarat, dan lain-lain), maka Regu yang bersangkutan tidak mendapat nilai pada soal tersebut.
- Jawaban salah atau tidak menjawab diberikan nilai 0.
- Nilai yang diberikan adalah 0 sampai dengan 10.

Pengumuman Pemenang Lomba
- Dewan Juri mengumumkan pemenang setelah dipersilahkan Pembawa Acara;
- Pengumuman pemenang disampaikan di tempat juri;
- Pembacaan pengumuman disampaikan oleh Ketua Dewan Juri;
- Setelah pengumuman selesai, selanjutnya mengikuti acara sesuai dengan permintaan Pembawa Acara.

K. PENUTUP
Demikian hal ini disusun sebagai kerangka dalam mempersiapkan pelaksanaan Cerdas Cermat Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika) Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas se-Indonesia. Hal-hal lain yang belum diatur dalam kerangka acuan ini akan ditentukan kemudian.

CONTOH SOAL

SOAL MENJELASKAN1. Jelaskan latarbelakang pergeseran kekuasaan membentuk undang-undang yang semula ditangan Presiden menjadi kewenangan DPR?

Jawaban:
  • Penjabaran mengenai upaya mempertegas sistem presidensial dalam penyelenggaraan negara dimana bidang kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dilaksanakan oleh lembaga sendiri.
  • Untuk meletakkan secara tepat fungsi lembaga negara sesuai dengan bidang tugasnya masing-ma­sing, yakni DPR sebagai lembaga pembentuk undang-undang (kekuasaan legislatif) dan Presiden sebagai lembaga pelaksana undang-undang (kekuasaan ekse­kutif).
  • Praktek penyelenggaraan pemerintahan masa lalu yang memberikan kewenangan kepada Presiden membentuk undang-undang membuka peluang kepada terjadinya penyelewengan penyelenggaraan negara karena lebih banyak undang-undang yang dibuat untuk memperkuat kedudukan Presiden.
2. Jelaskan bagian dan materi dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang tidak dapat diubah dan mengapa terhadap hal tersebut tidak dapat dilakukan perubahan?

Jawaban:
Bagian dan materi Pasal yang tidak dapat dilakukan perubahan
+ Pembukaan UUD 1945menggambarkan konsistensi terhadap kesepakatan dasar MPR sebelum melakukan perubahan UUD 1945- Pembukaan memuat dasar filosofis dan normatif yang mendasari seluruh pasal dalam UUD 1945- mengandung staatsidee berdirinya NKRI, tujuan dan dasar negara yang harus tetap dipertahankan.
+ Pasal 37 ayat (5) yaitu tentang Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia - mempertegas komitmen bangsa Indonesia terhadap Pembukaan UUD 1945 dan bentuk NKRI sekaligus melestarikan putusan pendiri negara sejak tahun 1945, dimana bentuk inilah yang dipandang tepat mewadahi ide persatuan pada bangsa yang majemuk.- menggambarkan konsistensi terhadap kesepakatan dasar MPR sebelum melakukan perubahan UUD 1945.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan etika penegakkan hukum yang berkeadilan sebagaimana tercantum dalam Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001!

Jawaban:
Rumusan yang memuat tentang etika untuk menumbuhkan kesadaran tertib sosial, ketenangan, dan keteraturan hidup bersama dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan, hal ini untuk menjamin tegaknya supremasi dan kepastian hukum.

4. Jelaskan arah politik ekonomi nasional untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan efisiensi nasional yang berdaya saing tinggi sebagaimana diatur dalam Ketetapan MPR Nomor XVI/MPR/1998!

Jawaban:
Menciptakan struktur ekonomi nasional agar terwujud pengusaha menengah yang kuat dan besar jumlahnya, serta terbentuknya keterkaitan dan kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku ekonomi yang meliputi usaha kecil, menengah dan koperasi, usaha besar swasta, dan BUMN yang saling memperkuat.

5. Jelaskan pengertian kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan!

Jawaban:
  • Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka artinya bahwa lembaga yang memegang kekuasaan kehakiman, dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari pengaruh pihak manapun demi mewujudkan peradilan bebas dari intervensi guna menegakkan hukum dan keadilan, hal ini sejalan dengan dianutnya prinsip Indonesia sebagai negara hukum.
  • Peradilan dalam rangka menegakan hukum dan keadilan dilaksanakan sesuai dengan hukum yang berlaku.
SOAL PILIHAN BENAR SALAH.
1. Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, MPR masih tetap memiliki kewenangan menetapkan garis-garis besar daripada haluan negara.
Jawab: Salah

2. Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, maka MPR menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak kedua dan ketiga dalam pemilihan umum sebelumnya.
Jawab: Salah

3. Penempatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Lembaran Negara Republik Indonesia merupakan dasar pemberlakuannya.
Jawab: Salah

4. Sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia, prajurit Tentara Nasional Indonesia tunduk kepada kekuasaan peradilan militer dalam hal pelanggaran hukum, baik pelanggaran hukum militer maupun pelanggaran hukum pidana umum.
Jawab: Salah

5. Sebelum dilakukan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka sesuai dengan Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945, dan Ketetapan MPR RI.
Jawab: Benar

SOAL SATU LAWAN SATU

1. Yang dimaksud dengan equality before the law adalah Semua warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum. Sedangkan yang dimaksud istilah due process of law adalah...
Jawab: Penegakan hukum dengan cara yang tidak bertentangan dengan hukum

2. Rumusan Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Dasar adalah...
Jawab: Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak.

3. Kuorum rapat Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengajukan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah dihadiri oleh sekurang-kurangnya...
Jawab: 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

4. Untuk menjalankan undang-undang, Presiden menetapkan...
Jawab: Peraturan Pemerintah.

5. DPR memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Hak interpelasi adalah...
Jawab: Adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara

Jadwal Pelaksanaan Cerdas Cermat Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika) Tingkat SLTA se-Indonesia Tahun 2014 (Revisi 28 Feb)

Berikut jadwal Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tingkat SMA/SMK/MA Tahun 2014:

1. Provinsi Sulawesi Tengah : 7-11 Maret 2014
2. Provinsi Sulawesi Barat : 12-16 Maret 2014
3. Provinsi Sulawesi Selatan : 17-21 Maret 2014
4. Provinsi Sulawesi Tenggara : 22-26 Maret 2014
5. Provinsi Kalimantan Timur : 27-31 Maret 2014
6. Provinsi Kalimantan Tengah : 1-5 April 2014
7. Provinsi Kalimantan Selatan : 10-14 April 2014
8. Provinsi Kalimantan Barat : 20-24 April 2014
9. Provinsi Jawa Barat : 25-29 April 2014
10. Provinsi D.I. Yogyakarta : 30 April-4 Mei 2014
11. Provinsi Jawa Tengah : 5-9 Mei 2014
12. Provinsi Jawa Timur : 10-14 Mei 2014
13. Provinsi Banten : 15-19 Mei 2014
14. Provinsi Aceh : 20-24 Mei 2014
15. Provinsi Sumatera Utara : 25-29 Mei 2014
16. Provinsi Riau : 30 Mei-3 Juni 2014
17. Provinsi Sumatera Barat : 4-8 Juni 2014
18. Provinsi Jambi : 9-13 Juni 2014
19. Provinsi Bengkulu : 14-18 Juni 2014
20. Provinsi Sumatera Selatan : 19-23 Juni 2014
21. Provinsi Lampung : 24-28 Juni 2014
22. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung : 29 Juni-3 Juli 2014
23. Provinsi Kepulauan Riau : 4-8 Juli 2014
24. Provinsi Bali : 11-15 Juli 2014
25. Provinsi DKI Jakarta : 8-11 Agustus 2014
26. Provinsi NTT : 12-16 Agustus 2014
27. Provinsi NTB : 17-21 Agustus 2014
28. Provinsi Maluku : 22-26 Agustus 2014
29. Provinsi Maluku Utara : 27-31 Agustus 2014
30. Provinsi Papua : 1-5 September 2014
31. Provinsi Papua Barat : 6-10 September 2014
32. Provinsi Sulawesi Utara : 11-15 September 2014
33. Provinsi Gorontalo : 16-20 September 2014

Senin, 16 Juni 2014

Jeritan Hati

Haahaha
Saya merasa seperti tisue yang habis dipakai langsung di buang. Membaca tulisan itu seperti disambar petir di malam hari. Perih hati ini menghadapi kenyataan yang kau buat. Mata ini berkaca-kaca dan pikiran ini kacau! 

Apa kau tahu bagaimana pengorbananku? Apa kau tahu sudah berapa sakit yang aku terima karenamu? Miris sekali ketika keringat kerja kerasku tak dihargai, dipandang sebelah mata. Betapa bodohnya aku mau melakukan sesuatu yang dimana, aku tak akan di pandang. Sebegitu burukkah?!.

Heiiiiiiii... Aku yang selama ini. Aku yang melakukan hal terbaik untukmu. Aku yang berjuang mempertaruhkan hal baik yang aku punya demi kamu. Buka mata kamu, lihatlah, dia tak sesempurna yang kamu impikan. Akan aku tunjukkan nanti siapa dia di balik topeng itu. Akan aku perlihatkan kebodohannya, kelemahannya, di depan matamu.

Aku kecewa, tapi aku hanya bisa mengadu kepada sang pencipta, aku tak punya kuasa lebih untuk berkata :'(. Tuhan kuatkan diriku

Senin, 09 Juni 2014

Sikap Untuk Bangsaku


Malam begitu gelap. Tak ada pancaran sinar matahari menyinari bumi lagi, tapi jangan khawatir itu hanya terjadi malam hari saja. Bintang-bintang di langit sudah cukup membantu menerangi bumi ditambah cahaya lampu di tiap perempatan jalan ibu kota.
Jalanan cukup sepi, mungkin karena sudah larut malam. Tidak terlalu banyak hiruk pikuk suara kendaraan yang mengganggu. Hanya ada beberapa pejalan kaki saja. Langkah Yoga begitu pelan, entah apa yang ada di benaknya sekarang. Terus berjalan menyusuri jalanan ibu kota tanpa ada arah tujuan sedari tadi. Hanya ditemani alunan musik favoritnya saja.
“Yoga, Yoga, tunggu!” suara dari belakang tampak memanggil. Yoga tak menoleh sedikit pun. Mungkin pengaruh earphone yang dipakainya. “Yoga, Yoga, tunggu!” suara itu kembali terulang namun lebih keras lagi.  Kali ini Yoga akhirnya menoleh. Melihat dari kejauhan sosok yang memanggilnya. Kulit sawo matang, tinggi, dan terlihat manis menggunakan kaos oblong, itu ternyata teman sewaktu di SMA namanya Harrys.
“Hey Rys, kenapa?”
“Mau kemana? Dari tadi siang ibumu menelfon, dikiranya kamu main ke rumah.” Kata Harrys dengan menunjukkan kecemasan.
“Oh, iya aku tadi bilang ke ibu aku ke rumahmu, tapi itu Cuma akal-akalan saja biar ibu tidak cemas.” Yoga menjawab dengan santai.
Tak ada respon rasa bersalah yang ditunjukkan Yoga, ia malah terus berjalan melangkahkan kakinya entah kemana tak ada tujuan sama sekali. Harrys hanya terus mengikuti meski geram karena sikap sahabatnya itu.
“Rys, kamu mau lanjut dimana?” pertanyaan yang tiba-tiba terlontar dari mulut Yoga. “Minggu depan, aku baru mau ikut tes. Mau lanjut di luar saja. Maunya di Inggris, Oxford. Selasa nanti sudah tes mau ambil hukum. Minggu depannya lagi ada tes lagi dengan jurusan yang sama sih, cuman di salah satu universitas di Singapore. Sebenarnya niat ambil jurusan Hubungan Internasioanal juga tapi masih ragu.” Harrys Nampak semangat menjelaskan rencana perkuliahannya. “Kamu, rencananya dimana? Tidak niat lanjut di luar juga?” Tanya Harrys balik. Lagi, Yoga tak berguman dan tak mengeluarkan sepatah kata atas pertanyaan sahabatnya itu. Entalah apa yang ada di benaknya sekarang. Sungguh tak bisa ditebak.
Kini mereka sudah berjalan terlalu jauh, sangat jauh. Semenjak percakapan tadi, tak ada percakapan yang begitu berarti lagi. Hanya selingan saja yang benar-benar tak punya nillai.
“Kenapa pilih kuliah di luar, Rys? Di Indonesia juga banyak universitas yang bagus kan. Lagian lulusan di sini juga banyak yang hidup mereka terjamin dan akhirnya diperkerjakan di perusahaan besar juga.” Sahut Yoga yang baru merespon. Aneh memang.
“Mereka memang menuntut ilmu disini, tapi pada akhirnya mereka juga bekerja di perusahaan besar di luar?” Harrys menatap tajam Yoga. Tak ada respon lagi. Tiba-tiba suara nada dering yang cukup lantang terdengar begitu dahsyat. Rupanya bunyi itu berasal dari telepon genggam milik Yoga. Kali ini Yoga harus mengakhiri percakapannya dengan Harrys. Karena sang ibu sudah terlalu cemas dan menyuruhnya segera balik ke rumah.
“Setiba di rumah, Yoga langsung mempercepat langkah menuju kamar. Tak tahan lagi dengan lelah menuju kamar. Tak tahan lagi dengan lelah yang ada, dia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur yang setiap malam menjadi teman terbaiknya. Etalase foto-foto kamar menjadi sasaran penglihatan dirinya. Tampak ada satu foto di sana yang tak henti ditatap. Mungkin foto itu menyimpan sejuta kenangan. Ya, foto itu adalah foto bersama sang adik sewaktu di London, Inggris dulu. Tampak senyuman begitu lebar, terlihat wajah mereka bagitu menikmati liburan sekolah dulu. Wajarlah, itu kali pertama mereka menginjakkan kaki di luar negeri. Apalagi di Inggris, sungguh menyenangkan. Dentuman jam dinding kamar yang kini mengarah pada angka satu itu tak membuat Yoga untuk segera mengakhiri khayalannya. Mungkin pikirannya masih kacau, raut wajahnya sungguh datar, tapi tatapannya masih mengarah ke foto yang tadi.
“Yoga, ayo tidur cepat. Jangan begadang lagi. Besok pagi kita ke rumah om Ryan. Dia sudah dating dari Jepang. Mungkin saja nanti ada buah tangan dari om mu itu.” tiba-tiba suara ibu terdengar begitu lantang.
Yoga berencana mengabaikan perkataan ibunya, tapi beberapa menit menjelang seruan sang Ibu tiba-tiba lampu di kamar sudah mati. Ya, kali ini Yoga mendengar perintah perempuan parubaya itu. Dan entah ada angin apa, paginya Yoga bangun terlalu pagi. Tak seperti hari-hari sebelumnya yang begitu sulit dibangunkan oleh sang ibu. Kali ini Yoga segera menoleh dan mengambil jam yang sehari-hari mejadi musuh terbesarnya, sebelum dia terusik oleh bunyi yang begitu keras dari jam itu, ia buru-buru mematikan alarm.
Pagi itu sungguh sejuk, matahari kini mulai menampakkan sinarnya. Seperti biasa ia bertugas memberi sentuhan nafas kepada masyarakat bumi ini. Tampaknya hari itu cuaca sangat bersahabat. Pedagang kaki lima, angkutan umum serta pejalan kaki berlalu lalang sudah mulai terlihat. Mereka kini sudah tampak sibuk mencari kumpulan rupiah untuk tetap berpijak di atas bumi pertiwi ini.
“Kak Yoga ayo cepat siap-siap, kita berangkat ke rumah om Ryan sekarang.” tampak suara sang adik yang begitu bersemangat tiba-tiba menyahut dari depan pintu kamar.
“Ahhh? Ngapain sepagi ini berangkat? Lagian om Ryan juga pasti masih melek di sana.” sahut Yoga dengan wajah yang sungguh datar.
“Aku udah gak sabar mau dapat oleh-oleh dari om Ryan. Ayo buruan. Kalau telat nanti bisa-bisa kita tidaik kebagian. Ayo dong kak buruan.” nampak suara itu cukup memaksa.
Mau gak mau, suka gak suka kali ini Yoga harus betul-betul menurut kata sang adik. Wajar, sang adik yang sering disapa Nia kini duduk di tingkat menengah pertama itu cukup memaksa kini duduk di tingkat menengah pertama itu begitu bersemangat jika ada sanak keluarga mereka yang sudah menampakkan batang hidungnya ke Indonesia, seperti kebiasaan sebelumnya tak lain tak bukan hanya mengincar buah tangannya saja. Ya sesederhana itu kebahagiaan dia sepertinya. Bahkan tak sering Nia sudah memesan terlebih dahulu. Baju, tas, bahkan sepatu buatan asli dari sana sudah menjadi incaran Nia.
Akhirnya mereka tiba di rumah yang berlantai dua milik om Ryan. Rumah yang cukup strategis, karena terletak di tengah tengah kota yang selalu dipenuhi dengan hiruk-pikuk keramaian. Kendaraan tak henti-hentinya berlalu lalang di depan rumahnya om Ryan. Melihat keluarganya datang, om Ryan segera menyambut mereka di luar rumah. Tampak senyum begitu lebar terpancar dari wajah om Ryan. Wajar tiga bulan lebih om Ryan baru menginjakkan kaki lagi di tanah air Indonesia dan sudah lama tak bertatap muka dengan sanak saudara yang ada di Indonesia. Om Ryan usaha di bidang Desain Iterior yang kini namanya makin dikenal di Jepang. Usaha ini sudah digelutinya semenjak tiga tahun lalu. Om Ryan kini juga mempunyai banyak karyawan yang tiap bulan harus di gajinya.
“Om, oleh-olehnya mana? Pesanan aku ada kan?” tiba-tiba suara itu terdengar di selah-selah jumpa kangen itu berlangsung.
“Tenang, ada kok oleh-oleh buat kalian semua. Ayo naik, pesanan kamu ada di atas.”
Disela-sela melihat buah tangan dari om Ryan dan percakapan berlangsung begitu indah, tiba-tiba om Ryan menanyakan pendidikan Yoga. Wajar, Yoga memang sudah lurus SMA tahun ini.
“Yoga, kamu mau lanjut kuliah dimana?”
“Hmmm, masih bingung om, tapi rencana mau kuliah di universitas yang ada di Jakarta saja. Mau coba simak UI dulu ambil jurusan hukum om.” jawab Ryan tampak tersenyum
“Oh gitu. Kenapa gak ikut jejak langkah om? Kamu coba sekolah di luar saja, kalau kamu tekun dan ulet nanti bisa langsung di rekrut perusahan besar yang ada di sana. Wah, pasti om, ibu, sama ayahmu akan sangat bangga. Atau paling tidak kamu buka usaha sendiri, lumayanlah bisa membantu kehidupan orang-orang disana untuk menjadi karyawanmu” om Indra member saran.
“Om bukan orang pertama yang nyaranin kayak gitu. Tapi ngomong-ngomong om sendiri kenapa ga buka usahanya di Indonesia saja? Om juga pasti gak bakal capek bolak-balik Jepang-Indonesia.” Ryan menjawab dengan nada yang begitu serius.
“Jepang itu Negara maju, mungking kamu sendiri tahu kalau penduduk Jepang terkenal dengan pekerja keras. Om bisa bedaain rasanya waktu SD hingga SMP om menuntut ilmu di Negara ini. Tapi saat SMA hingga om berkuliah dan akhirnya bekerja hingga bisa membuka usaha di Jepang itu rasanya sangat beda sekali.”
“Beda? Emang apa bedanya om?” Ryan semakin penasaran.
“Sangat beda. Kamu tau gak? Hal yang bisa membuat penduduk-penduduk Jepang banyak yang berhasil? Karena penduduk Jepang adalah tipe pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang 2450 jam per tahun. Itu sangat berbeda jauh dengan yang ada di Indonesia yang bisa dikatakan jam kerja pegawainya hanya berkisar 1500an jam per tahun. Sangat jauh kan? Bukan cuman itu saja, siswa-siswi di sana jika mereka mengalami kegagalan, itu adalah hal yang paling memalukan  dan terbrtuk bagi mereka, bahkan mereka bisa membunuh dirinya sendiri. Maka dari itu kenapa om nyuruh kamu untuk bisa melanjutkan pendidikan di luar terutama di Jepang. Biar nantinya kamu bisa belajar dan sukses kelak.” kata om Ryan yang tampaknya tahu semua tentang Negara Jepang itu.
Yoga terdiam. Percakapan mereka tampaknya terhenti sejenak. Yoga mungkin lagi mencerna penjelasan om Ryan tadi. Ya, tidak ada yang salah memang dari ungkapan om Ryan itu yang membuat Yoga tiba-tiba tak mengeluarkan respon apa pun.
“Hey, jangan bengong” om Ryan menepuk pundak keponakannya itu tiba-tiba.
“(Yoga terkaget)! Emang yang bengong siapa? Om ada-ada saja”
Percakapan yang tak begitu lama namun tampak serius tadi rupanya berakhir disini. Lantara sudah terdengar kicauan sang ibu yang sedari tadi memanggil untuk segera pulang. Ya, perjumpaan dan kangen-kangenan dengan om Ryan nampaknya berakhir disaat matahari sudah tak menampakkan dirinya lagi. Hari yang sudah gelap itu memanggil mereka untuk kembali ke rumah. Semuanya naik ke mobil  dan bergegas pulang. Di tengah perjalanan yang cukup melelahkan, tiba-tiba saja terlihat sekumpulan anak muda dari sudut kaca mobil yang nampak terlihat melakukan tawuran. Ibu langsung menelan ludah. Tawuran itu sangat mengagetkan. Bagaimana mungkin disaat malam yang mengharuskan mereka sudah berada di rumah, masih ada saja terlihat melakukan tawuran lengkap dengan seragam sekolah yang masih menempel di badan mereka.
“Sungguuh miris memang menyaksikan potret anak muda sekarang, masih ada saja tawuran malam-malam begini. Huu.” ibu menghela napas.
Agar dapat cepat tiba di rumah, ayah memutar balik mobil dan memilih jalan lain untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ya, nampaknya mereka juga begitu takut melihat tawuran yang nampak ekstrem itu. Perjalan ke rumah pun berlanjut. Di bawah naungan langit yang dipenuhi bintang-bintang indah, diiringi kicauan burung dan melintas terowongan gelap, perjalanan setengah jam tidak terasa. Mereka kini tibah di rumah.
Esok hari, di siang bolong. Ibu tampak tercengan melihat berita di TV. Rupanya, tawuran kemarin malam yang dilihat dengan mata kepala sendiri itu menjadi pusat perhatian dan diliput oleh banyak media. Wajah ibu tampak kusut, sangat terkejut. Rupanya, tawuran itu memakan dua korban hingga meninggal, lantaran terkena tusukan benda tajam.
“Aduhh, kasian anak-anak itu. Tapi, itu resikonya! Sudah malam juga masih punya kesempatan melakukan tawuran. Anak jaman sekarang!” ibu tampak iba, tapi sekaligus jengkel.
“Kenapa bu?” tiba-tiba terdengar suara Yoga menghampiri di ruang TV.
“ini tawuran kemarin yang kita lihat itu diberitakan. Ternyata ada korban yang meninggal dua orang”
“Oh ya? Siapa bu?”
“Gak tahu juga. Oh ya ingat, kamu jangan sampai melakukan hal seperti itu. Ibu gak mau mendengar kamu terlibat hal-hal demikian. Pokoknya jangan sampai! Kamu harus ingat itu yah. Kamu gak mau kan jadi korban seperti mereka?” Ibu tampak prihatin.
“Ibu apaan sih? Gak usah khawatir sama Yoga. Yoga tahu apa yang harus Yoga lakukan!”
“Baguslah. Semoga itu bukan hanya omongan belaka kamu saja. Ibu cuman mau lihat kamu bisa menjadi orang yang berguna kelak. Mau jadi apa anak muda itu kalau kerjaannya cuma melakukan tawuran dan perkelahian terus.” ibu menyeka dahi.
“Iya bu.”
“Oh ya, terus bagaimana dengan kuliahmu? Mau lanjut dimana? Apa tidak ada rencana melanjutkan di luar saja? Ibu cuman takut kalau nantinya kamu akan terpengaruh dengan hal-hal seperti itu. Melakukan demo, perkelahian, sampai tawuranlah. Kamu sendiri juga sudah sering lihatkan berita-berita di tv yang setiap harinya hanya memberitakan perkelahian anak sekolah jaman sekarang.” wajah ibu tampak begitu cemas.
“(Yoga menghela napas). Aku mau lanjut disini saja bu. Teman-teman Yoga juga kebanyakan lanjut disini juga. Lagipula tadikan Yoga sudah bilang. Ibu gak usah khawatir dengan hal seperti itu. Yoga pasti bisa control diri untuk tidak melakukan hal demikian.” Yoga tampak menyakinkan.
“Gimana kalau kamu coba di Jepang saja dulu nak. Di sana juga ada om Ryan yang bisa control kamu setiap hari. Lagi pula ibu ga mau biarin kamu keluar kalau ga ada sanak keluarga disana. Ibu begitu miris saja melihat anak muda jaman sekarang! Kerjanya hanya tawuran mulu.”
“Gak bu disini saja. Ibu hanya keliru saja. Lagian kualitas anak Indonesia sekarang lagi hebat-hebatnya. Dan Yoga bisa jelaskan kenapa. Beberapa teman Yoga di SMA dulu bisa meraih juara olimpiade robotic, olimpiade kimia, dan olimpiade fisika. Bukan hanya disekolah Yoga, pemuda Indonesia lainnya di undang tur hiphop keliling Amerika, NewYork. Ada juara dunia juga dalam paduan suara bahakan terakhir ini kita melihat bendera Indonesia dikibarkan saat atlet bulu tangkis kita menjadi juara tingkat dunia di China. Mungkin mereka semua tak pernah dilihata dan didengar oleh rakyat Indonesia. Karena hampir semua media hanya memberitakan keburukan pemuda Indonesia saja. Dan para penonton pun lebih tertarik menyaksikan info-info negativ anak muda sekarang tanpa sadar begitu banyak sisi positif yang bisa dibanggakan bu.” Yoga tampak serius menjelaskan.
Ibu tampak terdiam sejenak. Mungkin kaget dengan jawaban putra pertamanya itu. Ibu hanya menghela nafas panjang dan tersenyum pada Yoga. Tak tahu harus berkata apa lagi.
“Kayak yang seperti ibu lihat sekarangkan? Media semua gempar-gempornya memberitakan tawuran kemarin. Kenapa bukan pemuda yang berprestasi saja yang terus diberitakan? Karena pelajar yang sedang belajar tidak menarik dibandingkan pelajar yang hobbynya membacok. Ada begitu banya pelajar Indonesia di luar sana yang lagi belajar, menggali potensi mereka karena mereka berada di dalam lingkungan sekolah terus. Yoga juga mau bu suatu saat nanti menjadi satu diantara ribuan pemuda Indonesia yang bisa mengharukan nama Negara kita di luar sana nanti.” tambahnya meyakinkan sang ibu tercinta.
Lagi lagi ibu hanya tersenyum kagum mendengar sang putra berkata demikian. Nampaknya Yoga memang kini sudah tumbuh dewasa. Dia sudah bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Sang ibu tiba tiba memeluk Yoga, matanya berkaca-kaca tangannya begitu erat menggenggam bahu Yoga.
“Sayang kamu harus berjanji sama diri kamu sendiri. Kamu bisa jadi orang sukses, kamu bisa membangun Negara tempat kita tumbuh menjadi Negara yang lebih mandiri. Sekarang, dimana pun kamu memilih tempat kuliah ibu akan sangat mendukung.” suara sang ibu tampak bergetar.
Entah ada angin apa, Yoga yang terkenal paling susah menangis di depan banyak orang. Kali ini tak bisa ditahannya. Kali ini pipi manisnya bercucuran air mata. Merasa sangat terharu karena sang ibu begitu peduli dengannya. Padahal Yoga tahu, sebenarnya sang ibu tak pernah ikhlas membiarkannya untuk melanjutkan pendidikan di luar. Hanya saja sang ibu harus menghapus rasa egonya biar kelak sang anak tidak terjerumus dengan hal-hal yang tak diinginkan.

Minggu, 08 Juni 2014

Deskripsi Diri Dalam 1000 Kata


 Nama saya Jelzra Simaela, biasa dipanggil Jelzra, atau Jeje oleh teman-teman dekat saya. Saya merupakan anak tunggal. Kedua orang tua saya bekerja sebagai karyawan swasta dan guru agama di salah satu SMP di Sorong. Saya lahir di Ambon, 07 Desember 1997. Ketika usia saya menginjak 8 bulan saya dan keluarga merantau ke Papua, kota pertama yang kami tuju adalah Merauke, lalu kami pindah lagi ke Wamena pada tahun 1999 sampai bulan Oktober 2000, karena pada tahun 2000 terjadi konflik di Wamena kami memutuskan untuk berpindah ke ibu kota provinsi Papua, yaitu Jayapura. Saya dan keluarga menetap di Jayapura hingga tahun 2002, dan kemudian memutuskan lagi untuk pindah ke Kota Sorong. Di Sorong kami menetap dari tahun 2002 hingga sekarang. Saya suka membaca novel atau buku fiksi, menulis (sesuai suasana hati), menonton tv (acara talk show, kuis, sinetron, ftv, acara music, dan berita), bercanda bersama keluarga dan teman-teman, tetapi saya kurang menyukai keramaian. Saya termaksud orang pemalu hingga terkadang menimbulkan kesalah pahaman bahwa saya dianggap sombong, tetapi lama kelamaan sifat saya itu mulai dimengerti. Walaupun pemalu saya sering mengikuti kegiatan sekolah yang menuntut saya harus bisa berbicara di depan umum, ini saya lakukan untuk mengalahkan sifat saya yang kurang baik (pemalu).
Pada saat SMP saya bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah dan menjadi pengurus Klub Teater dan Buletin sekolah. Saat bergabung di OSIS waktu SMP saya menjabat sebagai Ketua OSIS periode 2011/2012, selain itu saya juga menjadi ketua Klub Teater di SMP saya, dan menjadi tim kreatif sekaligus tim pengedit di buletin sekolah yang beranama REPATI (Remaja Papua Kreatif). Berbekal pengalaman yang saya cari dan dapatkan di SMP, saya memberanikan diri untuk ikut bergabung di OSIS SMA Negeri 3 Kota Sorong dan ekstrakurikuler KIR, di OSIS saat kelas X saya bergabung saya menjabat sebagai sekretaris I, saat kelas XI saya bergabung lagi dan menjabat sebagai sekretasis umum, selain OSIS saya juga bergabung di ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja), tahun pertama saya bergabung saya menjabat sebagai wakil ketua, dan tahun kedua saya bergabung saya menjabat sebagai ketua KIR. Dari organisasi dan ekstrakurikuler yang saya ikuti, saya banyak belajar tentang kepemimpinan dan cara bersosialisasi yang baik.. Saya selalu memegang teguh pendirian saya yaitu “ilmu (pengalaman) yang ada sedetikpun jangan disiasiakan, terserah apa pandangan orang, yang penting saya nyaman, saya bahagia, kedua orang tua dan keluarga saya bahagia, teman dan sahabat saya merasa baik-baik saja”. Pendirian saya ini yang telah menjadi motivasi saya untuk mengikuti organisasi, ekstrakurikuler, atau kegiatan di sekolah. Dan saya beruntung, saat di OSIS tahun pertama saya bisa langsung masuk dalam jajaran delapan inti sebagai sekretaris I yang dibawai oleh kak Harnum. Kinerja saya di OSIS tahun 2012/2013 telah membawa saya untuk menjadi sekretaris umum di OSIS periode 2013/2014. Banyak kisah banyak pengalaman yang saya dapat dari OSIS, salah satu yang paling berharga saya menjadi panitia pensi SMA N 3 Sorong tahun 2013 sebagai anggota seksi acara. Menjadi panitia kegiatan tahunan sekolah yang cukup besar ini, telah menantang saya untuk menjadi mc saat pensi, hal ini sungguh meneganggkan.  Semua hal ini sangat saya hargai dalam kehidupan saya, karena mengajarkan saya tentang teamwork, toleransi, solidaritas, dan masih banyak lagi
Semasa SMP dan SMA saya memiliki kisah pertemanan yang luar biasa. Buktinya saya memiliki beberapa sahabat yang hingga sekarang di SMA kami masih bersahabat. Saat SMP saya dan sahabat-sahabat saya sering disebut bagaikan amplop dan perangko, dan juga setrika dan kain pengalasnya. Ini dikarenakan kami selalu bersama,  dan mereka adalah Hogla, Neva, Luisa, Stella, Fany, Ridwan, dan Ersa. Saat SMA kami terpisah, namun hati kami tetap terikat hingga sekarang. Di SMA saya menemukan sisi lain dalam diri saya ketika bertemu dengan teman-taman PC Girls (Pucuk Girls) yang kemudian menjadi sahabat saya juga. Sahabat saya kini bertambah personil, yaitu Astri, Gebby, Liza, Dyah, dan Rolindri. Saya memiliki sahabat yang selalu ada di setiap saat ketika saya membutuhkan mereka, saya selalu bersyukur dan berdoa kepada Tuhan karena telah menghadirkan mereka dalam hidup saya. Beban berat yang saya berusaha pikul sendiri selalu di bantu mereka tanpa saya memintanya. Saya selalu menghabiskan waktu dengan bergosip ria dan curhat-curhatan bersama mereka. Ketika saya merasa sakit hati dan menceritakan kepada mereka, sakit hati itu hanya akan bertahan satu hari, besoknya sakit hati itu sudah bertumbuh menjadi bunga yang cantik. Saya sering menghabiskan banyak waktu bersama sahabat-sahabat saya di beberapa cafĂ© atau rumah makan di kota tempat saya tinggal.
Satu lagi tentang saya, yang saya banggakan dalam diri saya (no sombong), saya pernah menjuarai debat diskusi adu argument PCTA (Parade Cinta Tanah Air) tahun 2013 yang di selenggarakan oleh Kementrian Pertahanan Republik Indonesia. Awalnya saya sempat menghindar dari ajang ini karena masih trauma dengan seleksi LCC 4 Pilar yang dilaksanakan di sekolah saya. Saat LCC 4 Pilar ternyata saya kurang maksimal dalam berjuang sehingga saya tidak berhasil masuk ke 10 besar untuk mewakili sekolah di provinsi. Namun saat itu saya cukup terhibur dengan diajak mengikuti PIRNAS (perkemahan ilmiah remaja) yang dilaksanakan di Boyolali, Jawa Tengah bersama kak Lukman, Aldi, Neva, dan Olla. Tetapi mungkin Tuhan ingin saya kembali. Alhasil, saya ditemui bunda Naomi (wali kelas saya) untuk mengikuti PCTA. Untuk ajang debat diskusi adu argument saya satu tim dengan Olla, dan Julia. Tim kami solid dan bisa bekerja sama dengan baik, ini dibuktikan dengan kami berhasil lolos mewakili Papua Barat dalam lomba PCTA tingkat nasional di Jakarta. Ini tidak membuat kami besar kepala karena ini berkat Tuhan. Suatu kebanggaan yang luar biasa ketika saya bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman dari 33 provinsi di Indonesia dengan berbagai logat khasnya dan juga kebanggaan untuk diajak foto bersama pak mentri Purnomo Yusgiantoro. Saat lomba di pusat kami berhasil meraih juara satu untuk ajang adu argument. Bangga, bahagia, legah, itu yang saya rasakan saat menerima sertifikat dan plakat yang ditandatangani langsung oleh bapak mentri.
Dari semua pengalaman hidup saya selama 16 tahun 4 bulan ini saya bercita-cita untuk menjadi dokter tentara dan pengacara tentara. Itu artinya setelah lulus SMA saya berencana untuk mengikuti tes masuk AKMIL, yang kira-kira sekolahnya selama 3 tahun, dan setelah lulus Akmil saya ingin melanjutkan sekolah kedokteran, kemudian setelah lulus kedokteran saya akan mengambil sekolah hukum. Ketiga profesi ini saya pilih untuk masa depan saya, karena saya sangat mencintai negara Indonesia, saya ingin mengabdi terhadap negara. Segala usaha akan saya tempuh demi mewujudkan cita-cita saya, tetapi usaha yang saya lakukan bukan usaha yang menyimpang atau melanggar kehendak Tuhan. Dan jika saya di beri umur panjang, saya memiliki mimpi yang besar, dimana saya ingin bergabung bersama PBB dan menjadi salah satu dari mereka yang menangani  masalah kemiskinan dan anak.
Satu lagi tentang saya, saya sangat senang mendengar ceramah atau khotbah yang sering dibawakan oleh ustad atau ustadzah yang dimana menyejukkan hati saya dan mengajarkan saya hidup yang baik, saya juga senang mendengar nyanyian lagu-lagu Hindu/Buddha yang diputar di tv atau radio, lagu-lagu itu seakan membawa saya terbang dialam pikiran saya, lagu yang bernuansa mandarin dengan arti yang luar biasa yang menjadi motivasi hidup, namun setiap hari minggu saya selalu ke Gereja untuk beribadah kepada Tuhan Yesus karena saya mencintai agama saya, dan saya mengagumi agama lain. I love toleransi antar umat beragama. Motto hidup saya “Semua kisah kehidupan harus saya tulis dengan sukacita dan rasa syukur yang luar biasa, agar saya bisa tahu arti menghargai hidup yang Tuhan beri pada saya”, dan satu lagi kutipan dari acara lawak kesukaan saya “Saya harus melakukan semua hal yang ada dalam hidup saya dengan hati, namun ada satu hal yang tidak boleh saya lakukan dengan hati, membenci seseorang”. Inilah saya Jelzra Simaela