Minggu, 08 Juni 2014

Deskripsi Diri Dalam 1000 Kata


 Nama saya Jelzra Simaela, biasa dipanggil Jelzra, atau Jeje oleh teman-teman dekat saya. Saya merupakan anak tunggal. Kedua orang tua saya bekerja sebagai karyawan swasta dan guru agama di salah satu SMP di Sorong. Saya lahir di Ambon, 07 Desember 1997. Ketika usia saya menginjak 8 bulan saya dan keluarga merantau ke Papua, kota pertama yang kami tuju adalah Merauke, lalu kami pindah lagi ke Wamena pada tahun 1999 sampai bulan Oktober 2000, karena pada tahun 2000 terjadi konflik di Wamena kami memutuskan untuk berpindah ke ibu kota provinsi Papua, yaitu Jayapura. Saya dan keluarga menetap di Jayapura hingga tahun 2002, dan kemudian memutuskan lagi untuk pindah ke Kota Sorong. Di Sorong kami menetap dari tahun 2002 hingga sekarang. Saya suka membaca novel atau buku fiksi, menulis (sesuai suasana hati), menonton tv (acara talk show, kuis, sinetron, ftv, acara music, dan berita), bercanda bersama keluarga dan teman-teman, tetapi saya kurang menyukai keramaian. Saya termaksud orang pemalu hingga terkadang menimbulkan kesalah pahaman bahwa saya dianggap sombong, tetapi lama kelamaan sifat saya itu mulai dimengerti. Walaupun pemalu saya sering mengikuti kegiatan sekolah yang menuntut saya harus bisa berbicara di depan umum, ini saya lakukan untuk mengalahkan sifat saya yang kurang baik (pemalu).
Pada saat SMP saya bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah dan menjadi pengurus Klub Teater dan Buletin sekolah. Saat bergabung di OSIS waktu SMP saya menjabat sebagai Ketua OSIS periode 2011/2012, selain itu saya juga menjadi ketua Klub Teater di SMP saya, dan menjadi tim kreatif sekaligus tim pengedit di buletin sekolah yang beranama REPATI (Remaja Papua Kreatif). Berbekal pengalaman yang saya cari dan dapatkan di SMP, saya memberanikan diri untuk ikut bergabung di OSIS SMA Negeri 3 Kota Sorong dan ekstrakurikuler KIR, di OSIS saat kelas X saya bergabung saya menjabat sebagai sekretaris I, saat kelas XI saya bergabung lagi dan menjabat sebagai sekretasis umum, selain OSIS saya juga bergabung di ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja), tahun pertama saya bergabung saya menjabat sebagai wakil ketua, dan tahun kedua saya bergabung saya menjabat sebagai ketua KIR. Dari organisasi dan ekstrakurikuler yang saya ikuti, saya banyak belajar tentang kepemimpinan dan cara bersosialisasi yang baik.. Saya selalu memegang teguh pendirian saya yaitu “ilmu (pengalaman) yang ada sedetikpun jangan disiasiakan, terserah apa pandangan orang, yang penting saya nyaman, saya bahagia, kedua orang tua dan keluarga saya bahagia, teman dan sahabat saya merasa baik-baik saja”. Pendirian saya ini yang telah menjadi motivasi saya untuk mengikuti organisasi, ekstrakurikuler, atau kegiatan di sekolah. Dan saya beruntung, saat di OSIS tahun pertama saya bisa langsung masuk dalam jajaran delapan inti sebagai sekretaris I yang dibawai oleh kak Harnum. Kinerja saya di OSIS tahun 2012/2013 telah membawa saya untuk menjadi sekretaris umum di OSIS periode 2013/2014. Banyak kisah banyak pengalaman yang saya dapat dari OSIS, salah satu yang paling berharga saya menjadi panitia pensi SMA N 3 Sorong tahun 2013 sebagai anggota seksi acara. Menjadi panitia kegiatan tahunan sekolah yang cukup besar ini, telah menantang saya untuk menjadi mc saat pensi, hal ini sungguh meneganggkan.  Semua hal ini sangat saya hargai dalam kehidupan saya, karena mengajarkan saya tentang teamwork, toleransi, solidaritas, dan masih banyak lagi
Semasa SMP dan SMA saya memiliki kisah pertemanan yang luar biasa. Buktinya saya memiliki beberapa sahabat yang hingga sekarang di SMA kami masih bersahabat. Saat SMP saya dan sahabat-sahabat saya sering disebut bagaikan amplop dan perangko, dan juga setrika dan kain pengalasnya. Ini dikarenakan kami selalu bersama,  dan mereka adalah Hogla, Neva, Luisa, Stella, Fany, Ridwan, dan Ersa. Saat SMA kami terpisah, namun hati kami tetap terikat hingga sekarang. Di SMA saya menemukan sisi lain dalam diri saya ketika bertemu dengan teman-taman PC Girls (Pucuk Girls) yang kemudian menjadi sahabat saya juga. Sahabat saya kini bertambah personil, yaitu Astri, Gebby, Liza, Dyah, dan Rolindri. Saya memiliki sahabat yang selalu ada di setiap saat ketika saya membutuhkan mereka, saya selalu bersyukur dan berdoa kepada Tuhan karena telah menghadirkan mereka dalam hidup saya. Beban berat yang saya berusaha pikul sendiri selalu di bantu mereka tanpa saya memintanya. Saya selalu menghabiskan waktu dengan bergosip ria dan curhat-curhatan bersama mereka. Ketika saya merasa sakit hati dan menceritakan kepada mereka, sakit hati itu hanya akan bertahan satu hari, besoknya sakit hati itu sudah bertumbuh menjadi bunga yang cantik. Saya sering menghabiskan banyak waktu bersama sahabat-sahabat saya di beberapa café atau rumah makan di kota tempat saya tinggal.
Satu lagi tentang saya, yang saya banggakan dalam diri saya (no sombong), saya pernah menjuarai debat diskusi adu argument PCTA (Parade Cinta Tanah Air) tahun 2013 yang di selenggarakan oleh Kementrian Pertahanan Republik Indonesia. Awalnya saya sempat menghindar dari ajang ini karena masih trauma dengan seleksi LCC 4 Pilar yang dilaksanakan di sekolah saya. Saat LCC 4 Pilar ternyata saya kurang maksimal dalam berjuang sehingga saya tidak berhasil masuk ke 10 besar untuk mewakili sekolah di provinsi. Namun saat itu saya cukup terhibur dengan diajak mengikuti PIRNAS (perkemahan ilmiah remaja) yang dilaksanakan di Boyolali, Jawa Tengah bersama kak Lukman, Aldi, Neva, dan Olla. Tetapi mungkin Tuhan ingin saya kembali. Alhasil, saya ditemui bunda Naomi (wali kelas saya) untuk mengikuti PCTA. Untuk ajang debat diskusi adu argument saya satu tim dengan Olla, dan Julia. Tim kami solid dan bisa bekerja sama dengan baik, ini dibuktikan dengan kami berhasil lolos mewakili Papua Barat dalam lomba PCTA tingkat nasional di Jakarta. Ini tidak membuat kami besar kepala karena ini berkat Tuhan. Suatu kebanggaan yang luar biasa ketika saya bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman dari 33 provinsi di Indonesia dengan berbagai logat khasnya dan juga kebanggaan untuk diajak foto bersama pak mentri Purnomo Yusgiantoro. Saat lomba di pusat kami berhasil meraih juara satu untuk ajang adu argument. Bangga, bahagia, legah, itu yang saya rasakan saat menerima sertifikat dan plakat yang ditandatangani langsung oleh bapak mentri.
Dari semua pengalaman hidup saya selama 16 tahun 4 bulan ini saya bercita-cita untuk menjadi dokter tentara dan pengacara tentara. Itu artinya setelah lulus SMA saya berencana untuk mengikuti tes masuk AKMIL, yang kira-kira sekolahnya selama 3 tahun, dan setelah lulus Akmil saya ingin melanjutkan sekolah kedokteran, kemudian setelah lulus kedokteran saya akan mengambil sekolah hukum. Ketiga profesi ini saya pilih untuk masa depan saya, karena saya sangat mencintai negara Indonesia, saya ingin mengabdi terhadap negara. Segala usaha akan saya tempuh demi mewujudkan cita-cita saya, tetapi usaha yang saya lakukan bukan usaha yang menyimpang atau melanggar kehendak Tuhan. Dan jika saya di beri umur panjang, saya memiliki mimpi yang besar, dimana saya ingin bergabung bersama PBB dan menjadi salah satu dari mereka yang menangani  masalah kemiskinan dan anak.
Satu lagi tentang saya, saya sangat senang mendengar ceramah atau khotbah yang sering dibawakan oleh ustad atau ustadzah yang dimana menyejukkan hati saya dan mengajarkan saya hidup yang baik, saya juga senang mendengar nyanyian lagu-lagu Hindu/Buddha yang diputar di tv atau radio, lagu-lagu itu seakan membawa saya terbang dialam pikiran saya, lagu yang bernuansa mandarin dengan arti yang luar biasa yang menjadi motivasi hidup, namun setiap hari minggu saya selalu ke Gereja untuk beribadah kepada Tuhan Yesus karena saya mencintai agama saya, dan saya mengagumi agama lain. I love toleransi antar umat beragama. Motto hidup saya “Semua kisah kehidupan harus saya tulis dengan sukacita dan rasa syukur yang luar biasa, agar saya bisa tahu arti menghargai hidup yang Tuhan beri pada saya”, dan satu lagi kutipan dari acara lawak kesukaan saya “Saya harus melakukan semua hal yang ada dalam hidup saya dengan hati, namun ada satu hal yang tidak boleh saya lakukan dengan hati, membenci seseorang”. Inilah saya Jelzra Simaela


Tidak ada komentar:

Posting Komentar