Nama
saya Jelzra Simaela, biasa dipanggil Jelzra, atau Jeje oleh teman-teman dekat
saya. Saya merupakan anak tunggal. Kedua orang tua saya bekerja sebagai
karyawan swasta dan guru agama di salah satu SMP di Sorong. Saya lahir di
Ambon, 07 Desember 1997. Ketika usia saya menginjak 8 bulan saya dan keluarga
merantau ke Papua, kota pertama yang kami tuju adalah Merauke, lalu kami pindah
lagi ke Wamena pada tahun 1999 sampai bulan Oktober 2000, karena pada tahun
2000 terjadi konflik di Wamena kami memutuskan untuk berpindah ke ibu kota
provinsi Papua, yaitu Jayapura. Saya dan keluarga menetap di Jayapura hingga
tahun 2002, dan kemudian memutuskan lagi untuk pindah ke Kota Sorong. Di Sorong
kami menetap dari tahun 2002 hingga sekarang. Saya suka membaca novel atau buku
fiksi, menulis (sesuai suasana hati), menonton tv (acara talk show, kuis,
sinetron, ftv, acara music, dan berita), bercanda bersama keluarga dan
teman-teman, tetapi saya kurang menyukai keramaian. Saya termaksud orang pemalu
hingga terkadang menimbulkan kesalah pahaman bahwa saya dianggap sombong,
tetapi lama kelamaan sifat saya itu mulai dimengerti. Walaupun pemalu saya
sering mengikuti kegiatan sekolah yang menuntut saya harus bisa berbicara di
depan umum, ini saya lakukan untuk mengalahkan sifat saya yang kurang baik
(pemalu).
Pada
saat SMP saya bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah dan menjadi
pengurus Klub Teater dan Buletin sekolah. Saat bergabung di OSIS waktu SMP saya
menjabat sebagai Ketua OSIS periode 2011/2012, selain itu saya juga menjadi
ketua Klub Teater di SMP saya, dan menjadi tim kreatif sekaligus tim pengedit
di buletin sekolah yang beranama REPATI (Remaja Papua Kreatif). Berbekal
pengalaman yang saya cari dan dapatkan di SMP, saya memberanikan diri untuk
ikut bergabung di OSIS SMA Negeri 3 Kota Sorong dan ekstrakurikuler KIR, di
OSIS saat kelas X saya bergabung saya menjabat sebagai sekretaris I, saat kelas
XI saya bergabung lagi dan menjabat sebagai sekretasis umum, selain OSIS saya
juga bergabung di ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja), tahun pertama saya
bergabung saya menjabat sebagai wakil ketua, dan tahun kedua saya bergabung
saya menjabat sebagai ketua KIR. Dari organisasi dan ekstrakurikuler yang saya
ikuti, saya banyak belajar tentang kepemimpinan dan cara bersosialisasi yang
baik.. Saya selalu memegang teguh pendirian saya yaitu “ilmu (pengalaman) yang
ada sedetikpun jangan disiasiakan, terserah apa pandangan orang, yang penting
saya nyaman, saya bahagia, kedua orang tua dan keluarga saya bahagia, teman dan
sahabat saya merasa baik-baik saja”. Pendirian saya ini yang telah menjadi
motivasi saya untuk mengikuti organisasi, ekstrakurikuler, atau kegiatan di
sekolah. Dan saya beruntung, saat di OSIS tahun pertama saya bisa langsung
masuk dalam jajaran delapan inti sebagai sekretaris I yang dibawai oleh kak
Harnum. Kinerja saya di OSIS tahun 2012/2013 telah membawa saya untuk menjadi
sekretaris umum di OSIS periode 2013/2014. Banyak kisah banyak pengalaman yang
saya dapat dari OSIS, salah satu yang paling berharga saya menjadi panitia
pensi SMA N 3 Sorong tahun 2013 sebagai anggota seksi acara. Menjadi panitia
kegiatan tahunan sekolah yang cukup besar ini, telah menantang saya untuk
menjadi mc saat pensi, hal ini sungguh meneganggkan. Semua hal ini sangat saya hargai dalam
kehidupan saya, karena mengajarkan saya tentang teamwork, toleransi,
solidaritas, dan masih banyak lagi
Semasa
SMP dan SMA saya memiliki kisah pertemanan yang luar biasa. Buktinya saya
memiliki beberapa sahabat yang hingga sekarang di SMA kami masih bersahabat.
Saat SMP saya dan sahabat-sahabat saya sering disebut bagaikan amplop dan
perangko, dan juga setrika dan kain pengalasnya. Ini dikarenakan kami selalu
bersama, dan mereka adalah Hogla, Neva,
Luisa, Stella, Fany, Ridwan, dan Ersa. Saat SMA kami terpisah, namun hati kami
tetap terikat hingga sekarang. Di SMA saya menemukan sisi lain dalam diri saya
ketika bertemu dengan teman-taman PC Girls (Pucuk Girls) yang kemudian menjadi
sahabat saya juga. Sahabat saya kini bertambah personil, yaitu Astri, Gebby,
Liza, Dyah, dan Rolindri. Saya memiliki sahabat yang selalu ada di setiap saat
ketika saya membutuhkan mereka, saya selalu bersyukur dan berdoa kepada Tuhan
karena telah menghadirkan mereka dalam hidup saya. Beban berat yang saya
berusaha pikul sendiri selalu di bantu mereka tanpa saya memintanya. Saya
selalu menghabiskan waktu dengan bergosip ria dan curhat-curhatan bersama
mereka. Ketika saya merasa sakit hati dan menceritakan kepada mereka, sakit
hati itu hanya akan bertahan satu hari, besoknya sakit hati itu sudah bertumbuh
menjadi bunga yang cantik. Saya sering menghabiskan banyak waktu bersama
sahabat-sahabat saya di beberapa café atau rumah makan di kota tempat saya
tinggal.
Satu
lagi tentang saya, yang saya banggakan dalam diri saya (no sombong), saya
pernah menjuarai debat diskusi adu argument PCTA (Parade Cinta Tanah Air) tahun
2013 yang di selenggarakan oleh Kementrian Pertahanan Republik Indonesia.
Awalnya saya sempat menghindar dari ajang ini karena masih trauma dengan
seleksi LCC 4 Pilar yang dilaksanakan di sekolah saya. Saat LCC 4 Pilar
ternyata saya kurang maksimal dalam berjuang sehingga saya tidak berhasil masuk
ke 10 besar untuk mewakili sekolah di provinsi. Namun saat itu saya cukup
terhibur dengan diajak mengikuti PIRNAS (perkemahan ilmiah remaja) yang
dilaksanakan di Boyolali, Jawa Tengah bersama kak Lukman, Aldi, Neva, dan Olla.
Tetapi mungkin Tuhan ingin saya kembali. Alhasil, saya ditemui bunda Naomi
(wali kelas saya) untuk mengikuti PCTA. Untuk ajang debat diskusi adu argument
saya satu tim dengan Olla, dan Julia. Tim kami solid dan bisa bekerja sama
dengan baik, ini dibuktikan dengan kami berhasil lolos mewakili Papua Barat
dalam lomba PCTA tingkat nasional di Jakarta. Ini tidak membuat kami besar
kepala karena ini berkat Tuhan. Suatu kebanggaan yang luar biasa ketika saya
bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman-teman dari 33 provinsi di Indonesia
dengan berbagai logat khasnya dan juga kebanggaan untuk diajak foto bersama pak
mentri Purnomo Yusgiantoro. Saat lomba di pusat kami berhasil meraih juara satu
untuk ajang adu argument. Bangga, bahagia, legah, itu yang saya rasakan saat
menerima sertifikat dan plakat yang ditandatangani langsung oleh bapak mentri.
Dari
semua pengalaman hidup saya selama 16 tahun 4 bulan ini saya bercita-cita untuk
menjadi dokter tentara dan pengacara tentara. Itu artinya setelah lulus SMA
saya berencana untuk mengikuti tes masuk AKMIL, yang kira-kira sekolahnya
selama 3 tahun, dan setelah lulus Akmil saya ingin melanjutkan sekolah
kedokteran, kemudian setelah lulus kedokteran saya akan mengambil sekolah
hukum. Ketiga profesi ini saya pilih untuk masa depan saya, karena saya sangat
mencintai negara Indonesia, saya ingin mengabdi terhadap negara. Segala usaha akan
saya tempuh demi mewujudkan cita-cita saya, tetapi usaha yang saya lakukan
bukan usaha yang menyimpang atau melanggar kehendak Tuhan. Dan jika saya di
beri umur panjang, saya memiliki mimpi yang besar, dimana saya ingin bergabung
bersama PBB dan menjadi salah satu dari mereka yang menangani masalah kemiskinan dan anak.
Satu
lagi tentang saya, saya sangat senang mendengar ceramah atau khotbah yang
sering dibawakan oleh ustad atau ustadzah yang dimana menyejukkan hati saya dan
mengajarkan saya hidup yang baik, saya juga senang mendengar nyanyian lagu-lagu
Hindu/Buddha yang diputar di tv atau radio, lagu-lagu itu seakan membawa saya
terbang dialam pikiran saya, lagu yang bernuansa mandarin dengan arti yang luar
biasa yang menjadi motivasi hidup, namun setiap hari minggu saya selalu ke
Gereja untuk beribadah kepada Tuhan Yesus karena saya mencintai agama saya, dan
saya mengagumi agama lain. I love toleransi antar umat beragama. Motto hidup
saya “Semua kisah kehidupan harus saya tulis dengan sukacita dan rasa syukur
yang luar biasa, agar saya bisa tahu arti menghargai hidup yang Tuhan beri pada
saya”, dan satu lagi kutipan dari acara lawak kesukaan saya “Saya harus
melakukan semua hal yang ada dalam hidup saya dengan hati, namun ada satu hal
yang tidak boleh saya lakukan dengan hati, membenci seseorang”. Inilah saya
Jelzra Simaela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar